7 Desember 2011

Manajemen Sumber Informasi (IRM)

I. PENDAHULUAN

Selama bertahun-bertahun,aktivitas computer perusahaan merupakan operasi kamar rahasia,tersembunyi dari penglihatan orang lain,dan hanya digunakan oleh spesialis informasi perusahaan.revolusi mikrokomputer menyebabkan terjadinya perubahan,yaitu hardwere computer tidak lagi ditempatkan diruang tersembunyi,namun ia didistribusikan keseluruh organisasi.
Selain distribusi hardwere secara fisik,pemahaman mengenai informasi dan computer juga telah tersebar luas-sekarang dijumpai disemua tingkat organisasi.perusahaan harus mengevaluasi kembali mengenai pesanan unit pelayanan informasi.maka diubahlah posisi spesialis informasi dan peranan yang dilakukannya.
II. PEMBAHASAN
A. Berbagai Pandangan Tentang IRM

IRM SEPERTI HALNYA MANAJEMEN INFORMASI SUMBER
 Informasi adalah salah satu sumber utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnyasumber-sumber lain. Informasi adalah sumber konseptual yang maa menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan menggunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.
Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya adalah bahw dengan pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi menjadi sulit. Dan adanya kenyataan bahwa informasi bersifat konseptual bukan fisik.

IRM MERUPAKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM INFORMASI 
Dari pada mengandalkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh maajemen puncak, yang berlaku untuk seluruh organisasi, sebaiknya perhatian harus ditunjukan kepada tingkat bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM sebagai metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan system yang dapat menghaslkan informasi berkualitas. 
Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa tugas-tugas pengelolaan semua informasi dalam perusahaan begitu banyak bila hanya dilakukan, yaitu dengan menerapkan satu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh organisasi. Kita telah mengetahui bahwa usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal dan mendorong diketemukannya DSS.
Walaupun argumen bahwa kebijaksanaan yang dibuat sendiri tidak akan cukup adalah benar, namun kelemahan utama dari pandangan ini adalah bahwa ia mengabaikan perlunya control terpusat dan control yang terkoordinasi. 

IRM SEBAGAI MANAJEMEN SUMBER KOMPUTERISASI 
Karena sulit untuk mengukur nilai informasi, maka perhatian diarahkan kepada sumber-sumber yang menghasilkan informasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialis informasinya, dan sebagainya, berarti ia mengelola informasinya.
Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan dapat dikelabui untuk percaya bahwa informasinya telah dikelola, dimana pada kenyataannya pada waktu itu ia tidak dikelola.Perusahaan tidak boleh terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang hal ini akan menghilangkan pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh sumber tersebut yaitu informasi.

B. Informasi Sebagai Sumber Strategi
Informasi merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif. Caranya : dengan memfokuskan pada pelanggan & membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya. 

Arus informasi antara perusahaan dan pelanggan :
> Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
> Informasi yang menerangkan penggunaan produk
> Informasi yang menerangkan kepuasan produk

Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan walaupun semua elemen dapat mengakibatkan terjadinya kendala, namun yang paling kelihatan adalah yang datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi keberhasilan perusahaan tersebut.
C. Perencanaan Strategis Untuk Sumber-Sumber Informasi
Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas perencanaan yang menindentifikasikan sumber-sumber informasi yang akan diperlukan pada masa yang akan datangdan cara penggunaannya dinamakan SPIR (Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secar keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang paling kaitannya dengan penggunaan computer dalam bisnis. Namun demikian manajemen belum menyadari aka pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut berkembang secara bertahap. William R. King Professor pada Univercity of Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR awal dan era SPIR modern.

D. Manajemen dan Strategi End User Computing
Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi perusahaan juga akan mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend opersi pelayanan informasi terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian sumber-sumber komputerisasi keseluruhan perusahaan, terutama dalam bentuk mikrokomputer.



Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini digunakan oleh pemakaian yang tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dri pemakain ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unit pelayanan informasi atau diperoleh dari sumber-sumber luar. Namun demikian, ada juga pemakai yang hanya menggunakan komputer. Mereka ini juga mendisain dan mengimplementasikan aplikasinya sendiri.
Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuh mengolah sumber-sumber informasi yang tersebar tersebut dalam bagian ini kita akan meneliti gejala-gejalanya dan mencari beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar ia dapat mencapai tingkat kontrol yang diharapkan.
 
 
III. KESIMPULAN
IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen. Bila konsep manajemen sumber informasi ini diterapkan, maka akan mendapatkan beberapa keuntungan kompetitif, diantaranya :
>  Terjalinnya hubungan yang baik antara elemen-elemen
>  Diperlukan arus informasi dengan semua elemen-elemen lingkungannya
>  Pentingnya efisiensi operasi internal

IV. DAFTAR PUSTAKA

1 Desember 2011

Siklus Hidup Sistem

I. PENDAHULUAN

Konsep siklus hidup cocok dengan sesuatu yang mempunyai awal,kematangan untuk beberapa waktu,dan akhirnya mati.konsep siklus hidup juga dapat diterapkan untuk CBIS.
Pertama,siklus hidup dapat dipandang sebagai evolusi jangka panjang dari CBIS perusahaan.perusahaan besar menginstal komputernya yang pertama pada tiga puluh tahun yang lalu dan secara terus menerus telah memperbaiki system mereka.perusahaan telah menggunakan beberapa generasi softwere dan hardwere,dan telah meningkatakan jumlah dan kekompleksan aplikasi mereka.
Pandangan kedua mengenai siklus hidup CBIS adalah jauh lebih pendek,walaupun ia bisa saja mempunyai jangkuan beberapa tahun.proyek munkin adalah pengimplementasikan  CBIS pada perusahaan secara keseluruhan.
II. PEMBAHASAN
A. Dasar Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer
Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas yag berskala luas yang melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah yang besar, dan waktu yang panjang. 
Perencanaan sistem Informasi Berbasis Komputer juga mempunyai manfaat, yaitu :
> Memberikan dasar pengontrolan.
> Mendefinisikan lingkup proyek.
> Mengatur urutan tugas.
> Mengetahui bidang masalah yang potensial.


B. Siklus Hidup Sistem
Proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis komputer.Tahap-tahap Siklus Hidup :
1. Perencanaan
2. Analisis
3. Perancangan
4. Penerapan / Implementasi
5. Penggunaan

EKSEKUTIF : menetapkan kebijakan dan membuat rencana yang mengatur pemakaian komputer.

KOMITE PENGARAH SIM : mengelola siklus hidup pengembangan system dalam perusahaan.

Fungsi Komite Pengarah SIM :
1. Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.
2. Menjadi Pengendali Keuangan : berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan penggunaan komputer.
3. Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
Keuntungan dari melaksanakan proyek CBIS :
1. Menentukan lingkup proyek.
2. Mengenali berbagai area permasalahan.
3. Mengatur urutan tugas.
4. Memberikan dasar untuk pengendalian.

Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan :
1. Menyadari masalah.
2. Mendefinisikan masalah.
3. Menentukan tujuan system.
4. Mengidentifikasi kendala-kendala system.
5. Membuat studi kelayakan.
6. Mempersiapkan usulan penelitian system.
7. Menyetujui atau menolak penelitian proyek.
8. Menetapkan mekanisme pengendalian.

Langkah-langkah dalam Tahap Analisis :
1. Penelitian system.
2. Mengorganisasikan tim proyek.
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi.
4. Menyiapkan usulan rancangan.
5. Menyetujui / menolak rancangan proyek.

Langkah-langkah dalam Tahap Rancangan :
1. Menyiapkan rancangan system yang terinci.
2. Mengidentifikasikan berbagai alternative konfigurasi system.
3. Memilih konfigurasi yang terbaik.
4. Menyiapkan usulan penerapan.
5. Menyetujui / menolak penerapan system.

Langkah-langkah dalam Tahap Implementasi :
1. Merencanakan penerapan.
2. Mengumumkan penerapan.
3. Mendapatkan sumber daya hardware dan software.
4. Menyiapkan database.
5. Masuk ke system baru.

Langkah-langkah dalam Tahap Penggunaan :
1. Menggunakan system.
2. Audit system.
3. Memelihara system, dilakukan untuk 3 alasan :
- Memperbaiki kesalahan
- Menjaga kemutakhiran system
- Meningkatkan kinerja system
 
c. Prototyping
Memberikan ide bagi designer system maupun user potensial tentang cara system akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya.

Jenis-jenis Prototype :

1. Jenis I, akan menjadi system operasional.
langkah-langkahnya :
- Mengidentifikasi kebutuhan user
- Mengembangkan prototype
- Menentukan apakah prototype dapat diterima
- Menggunakan prototype

2. Jenis II, langkah-langkahnya :
- Mengadakan system operasional
- Menguji system operasional
- Menentukan jika system operasional dapat diterima
- Menggunakan system operasional

Kelebihan Prototype :
1. Komunikasi antar analisis system dan user membaik
2. Analisis system dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan user
3. User berperan lebih aktif dalam pengembagan system
4. Spesialis informasi dan user dapat menghemat waktu dalam mengembangkan system
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena user mengetahui apa yang diharapkan

Kelemahan Prototype :
1. Ketergesaan untuk menghasilkan prototype mungkin menghasilkan jalan pintas dalam mendefinisikan masalah
2. User begitu tertarik dengan prototype sehingga mereka mengharapkan sesuatu yang tidak realistis
3. Prototype jenis I mungkin tidak se-efisien system yang dikodekan dalam bahasa pemrograman
4. Hubungan komputer dengan manusia yang disediakan oleh peralatan prototype tertentu mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan system yang baik

RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
Memberikan respon yang cepat pada kebutuhan user, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.
Unsur-unsur R.A.D :
1.Manajemen
2. Manusia
3. Metodologi
4. Peralatan


COMPUTER AIDED SOFTWARE ENGINEERING (CASE)
Merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan mengalihkan sebagian beban kerja pengembangan system dari manusia ke komputer.

Kategori peralatan CASE :
1.Peralatan CASE tingkat atas, dapat dibuat oleh eksekutif perusahaan saat mereka membuat perencanaan strategis.
2. Peralatan CASE tingkat menengah, dapat digunakan selama tahap analisis dan perancangan.
3. Peralatan CASE tingkat bawah, digunakan selama tahap implementasi dan penggunaan untuk membantu programmer.
4. Peralatan CASE terintegrasi, menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan CASE tingkat atas, menengah dan bawah.

III. KESIMPULAN 

Bahwa siklus hidup system tidaklah luput dari perencanaan yang matang karena tanpa  perencanaan tersebut maka suatu system tidaklah dapat berjalan sesuai rencana.

IV. DAFTAR PUSTAKA 



 

Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi

I. PENDAHULUAN

Sekarang,bila CBIS telah diimplementasikan,dapat digunakan tiap hari untuk mendapatkan manfaat sesuai dengan pengembangannya.perusahaan berharap bahwa fase operasi akan berjalan beberapa tahun sampai siklus hidup perlu diulangi kembali.
Bab ini,kita melihat bagimana control dibentuk kedalam CBIS operasional untuk membuatnya aman.namun demikian ,menetapkan control tersebut,manajemen tidak usah menunggu sampai fase operasi.kontrol dimulai pada fase perencanaan dan terus berlanjut sampai melewati seluruh siklus hidup.

II. PEMBAHASAN
1. Pentingnya Pengendalian Sistem Informasi
Tujuan CBIS adalah untuk memberi dukungan kepada manajer dalam mengontrol area operasinya. Manajer melakukan control atas pekerjaan team proyek selama fase dan implementasi bila CBIS telah dioperasikan, maka penampilannya harus control dengan seksama.
Criminal computer yaitu bagaimana seseorang menggelapkan ribuan dolar dari bank dengan cara mengakseskan database computer. Kita juga pernah mendengar tentang pecandu computer yang disebut hackers, yang menyebarkan virus yang dapat merusak data dan program.

Manajemen melakukan control untuk mencegah terjadinya malapetaka tersebut atas mengurangi dampak yag diakibatkannya hanya mengembangkan CBIS yang control secara baiklah dapat memiliki kepercayaan mengenai inputnya.

2. Tugas Pengendalian dalam Sistem Informasi Berbasis Komputer
Kontrol CBIS mencakup semua fase siklus hidup selama siklus hidup control dapat dibagi menjadi control-control yang berhubungan dengan pengembagan, desain, dan operasi.
Kontrol pengembangan system memastikan bahwa perencanaan, analisis dan desain, dan implementasi berjalan sesuai dengan rencana. Bila CBIS telah diimplementasikan control operasi akan menjaga integritas system.

a. Kontrol Proses Pengembangan
Tujuan dari kontrol pengembangan adalah untuk memastikan bahwa CBIS yag diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Yang termasuk dalam kontrol pengembangan :
> Manajemen puncak menetapkan kontrol proyek secara keseluruhan selama fase perencanaan dengan cara membentuk komite MIS.
> Manajemen memeberitahu pemakai orientasi CBIS.
> Manajemen menentukan kriteria penampilan yang digunakan dalam mengevaluasi operasi CBIS.
> Manajemen dan bagian pelayaan informasi menyusun disain dan standar CBIS.
> Manajemen dan pelayanan informasi secara bersama-sama mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima.
> Manajemen melakukan peninjauan sebelum instalasi yang dilakukan tepat setelah penggantian dan secara berkala meninjau CBIS untuk memastikan apakah ia memenuhi kriteria penampilan.
> Bagian pelayanan informasi menetapkan prosedur untuk memelihara dan memodifikasi CBIS da prosedur untuk memelihara dan memodifikasi CBIS dan prosedur yang disetujui oleh manajemen.

b. Kontrol Sistem Desain
> Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan, mendeteksi kesalahan da mengoreksinya.
> Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
> Selama dase desain dan analisis dari siklus hidup system, analis system, DBA dan manajer jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam desain system. Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system.

c. Kontrol Pengoperasian Sistem
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efiensi dan keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 area : 

1. Struktur Organisasional : Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, programmer, dan personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.

2. Kontrol Perpustakaan : perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.

3. Pemeliharaan Peralatan : Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi lapangan menjalankan pemeliharaan yag terjadwal / yang tak terjadwal.

4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas : Untuk menjaga investigasi seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yag harus dilakukan denga penguncian ruang peralatan dan komputer.


5. Perencanaan disaster
> Rencana Keadaan darurat : Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan.
> Rencana backup : Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
> Rencana record penting : Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
> Rencana recorvery : rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi dan pasokan-pasokan.





III. KESIMPULAN
Keamanan sistem informasi tidak dilihat hanya dari kaca mata timbulnya serangan dari virus, mallware, spy ware dan masalah lain, akan tetapi dilihat dari berbagai segi sesuai dengan domain keamanan sistem itu sendiri.

IV. DAFTAR PUSTAKA